Pengembangan dan
Pembaharuan Kurikulum
By Ronie
A.
Tingkat
Pengembangan Kurikulum
Yang dimaksud
pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang
kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum
yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Secara
umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun
sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan
dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tingkat Pengembangan
Kurikulum Yang ada di Indonesia
1.
Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama di Indonesia setelah
kemerdekaan. Istilah kurikulum masih
belum digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran
2. Rencana Pelajaran
1954, Kurikulum ini masih sama dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana
Pelajaran 1947
3.
Kurikulum
1968, Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia.
Beberapa masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu
sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies).
Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering
disebut Sains.
4.
Kurikulum 1975, Kurikulum ini disusun
dengan kolom-kolom yang sangat rinci.
5.
Kurikulum 1984, Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975
6. Kurikulum 1994,
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1984
7.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh
sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka
proses pengembangan kurikulum ini
8. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) •
KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah mengadopsi
KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan).
B.
Konsep
Dasar Pembaharuan Kurikulum
Pembaharuan
kurikulum mengikuti pola 10 tahunan. Tentunya ada hal baru yang dimasukkan
dalam setiap kurikulum, mengikuti perubahan sosial dan ekonomi masyarakat.
Konsep
Pembaharuan kurikulum pada umumnya adalah mengotak-atik mata pelajaran dalam
kurikulum, mengubah dan memperbaiki tujuan dan menambahkan atau mengurangi
muatan belajar. Tindakan seperti ini bukannya salah, tetapi bagian terpenting
dari sebuah pendidikan adalah bukan pada isinya yang banyak, tetapi pendekatan
cara mendidik.
Rencana
Pendidikan di Sekolah Isinya bukan saja mengenai kegiatan intra kurikular
tetapi juga ekstra kurikular. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikular
bukan saja berupa klub tetapi seharusnya dikembangkan berdasarkan rundingan
guru, kepala sekolah, orang tua dengan mempertimbangkan kemampuan anak dan
kondisi lingkungan/daerah di mana dia berada.
Dengan
kata lain, nafas bukanlah perkara yang memaksa guru atau menyengsarakan guru
(karena ketidakjelasannya) dalam mengembang-
kan materi yang dia ajarkan. Akan tetapi harus mengajak
komponen sekolah untuk membicarakan bagaimana pendidikan di sekolah seharusnya
dikembangkan berdasarkan standar minimal yang ditetapkan pemerintah.
Jika
ada seorang guru berhasil mengembangkan materi pelajarannya, mengembangkan
metode baru dan selesai dengan cepat menyusun silabus pengajaran, itu bukanlah
sebuah kemajuan bagi pendidikan di sekolah. Tetapi yang terpenting adalah
menjadikan keberhasilan itu menjadi bukan milik pribadi, tetapi dimiliki oleh
semua guru dan aparat sekolah.
Dengan
landasan berfikir seperti ini, maka pendidikan tidak lagi sekedar merupakan
jiplakan apa yang tertera dalam kurikulum, tetapi pendidikan di sekolah
merupakan pengembangan standar minimal yang menjadi sebuah kegiatan/program.
C.
Latar
Belakang Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum dikenal ada lima istilah,
yaitu pengembangan kurikulum (Curriculum development), perbaikan kurikulum
(Curriculum improvement), perencanaan kurikulum (Curriculum planning),
penerapan kurikulum (curriculum implementation), dan evaluasi kurikulum
(curriculum evaluation).
1.
Pengembangan
kurikulum dan perbaikan kurikulum merupakan istilah yang mirip tetapi tidak
sama . Pengembangan kurikulum merupakan istilah yang lebih komprehensif, di
dalamnya termasuk perencanaan, penerapan, dan evaluasi dan berimplikasi pada
perubahan dan perbaikan. Sedangkan perbaikan kurikulum sering bersinonim dengan
pengembangan kurikulum, walaupun beberapa kasus perubahan dipandang sebagai
hasil dari pengembangan.
2.
Perencanaan
kurikulum adalah fase pre-eliminer dari pengembangan kurikulum. Pada saat
pekerja kurikulum membuat keputusan dan beraksi untuk menetapkan rencana yang
akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. Jadi perencanaan merupakan fase berfikir
atau fase disain.
3.
Penerapan
kurikulum adalah menterjemahkan rencana ke dalam tindakan. Pada saat tahap perencanaan kurikulum, terjadi pemilihan
pola tertentu organisasi kurikulum atau reorganisasi. Pola-pola tersebut
diletakkan dalam tahap penerapan kurikulum. Cara-cara penyempaian
pengalaman belajar, misalnya penggunaan tim pengajaran, diambil dari konteks
perencanaan dan dibuat operasional. Penerapan kurikulum juga mentermahkan
rencana menjadi tindakan dalam kelas, juga aturan pergantian guru dari pekerja
kurikulum menjadi instruktur.
4.
Evaluasi
kurikulum merupakan fase terakhir dalam pengembangan kurikulum di mana hasilnya
diases dan keberhasilan pebelajar dan program ditentukan. Fase ini akan dibahas
lebih rinci pada langkah-langkah pengembangan kurikulum.
D.
Masalah-masalah
dalam Pembaharuan
Menurut Zahara Ideris (1982) yang
dikutip oleh Subandijah (1993 : 77 ) mengemukakan masalah-masalah yang menuntut
adanya inovasi pendidikan dan kurikulum di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.
Perkembangan ilmu
pengetahuan yang menghasilkan teknologi yang
mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politil, pendidikan dan
kebudayaan.
b.
Laju eksplosi penduduk
yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung ruang dan fasilitas pendidikan
sangat tidak seimbang.
c.
Mutu pendidikan yang
dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d.
Kurang adanya
relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang
membangun
e.
Belum berkembangnya
alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam
masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan
sekarang dan yang akan datang.
Akibat-Akibat
dari Pembaharuan Kurikulum Sekolah
Usaha-usaha
pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencari suatu model
kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang
senatiasa terus berubah dan terus berkembang.
Pada umumnya akibat yang
ditimbulkan dari berlakunya kurikulum baru tergantung pada taraf atau besarnya
perubahan. Akibat-akibat perubahan tersebut antara lain :
A. Tenaga
kependidikan
Mereka harus berubah perilaku jika
ada pembaharuan kurikulum sehingga pembaharuan itu dapat berhasil dengan baik.
1) Guru
Guru dituntut
untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam melaksanakan tugasnya.
Partisipasi guru dalam pembaharuan kurikulum sangat besar karena guru adalah
pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum. Kepercayaan guru terhadap
pembaharuan harus tertanam agar dapat menimbulkan keyakinan dan kesediaan untuk
melaksanakan pembaharuan tersebut.
2) Kepala Sekolah, Pengawas dan
Supervisor Sekolah
Mereka harus dapat memberikan
dorongan, bimbingan dan bantuan kepada guru-guru dalam melakasanakan pembaharuan
tersebut sekaligus melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembaharuan
tersebut,
apakah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, adakah hambatannya.
3) Tenaga administrasi sekolah
Dalam hal ini dituntut kemmapuan
untuk merumuskan menyusun dan melaksanakan administrasi sekolah terutama
administrasi pengajaran yang baru. Dalam melaksanakan administrasi yang baru
akan ditemui kepincangan karena kemempuan staf administrasi sekolah tidak dapat
dengan segera disesuaikan dengan pola yang dikehendaki dalam kurikulum baru,
tentunya diperlukan pembinaan kepada staf administrasi sekolah tersebut.
4) Pihak-pihak lain yang terlibat
Kepada pihak lain yang terlibat
dimintakan perhatian dan kerjasamanya dalam pelaksanaan pembaharuan kurikulum:
a)
Kepada orang tua peserta
didk, mereka harus diberikan penjelasan apa itu kurikulum, kurikulum yang
dipakai dan bagaimana pelaksanaanya serta partisipasi apa yang diharapkan dari
mereka.
b)
Kepada pemakai
lulusan, mereka diminta untuk menilai dan memberikan saran kepada sekolah dan
instansi terkait apakah program yang dilaksanakan sesuai dengan kebtuhan
pemakai lulusan tersebut.
Namun biasa terjadi adanya
pembaharuan kurikulum pada tahap awalnya menimbulkan kecurigaan dari masyarakat
yang mungkin karena rasa khawatir mereka terhadap keberhasilan pelaksanaan
pembaharuan tersebut.
B. Isi dan
Struktur Mata Pelajaran
Isi/bahan mata
pelajaran akan mengalami penyesuaian baik penambahan atau perubahan, hal ini
menuntut untuk disedikannya buku-buku pedoman, buku-buku pelajaran yang sesuai
dengan isi dan struktur mata pelajaran tersebut untuk menunjang pelaksanaan
pembaharuan kurikulum. Dalam perubahan skala besar struktur mata pelajaran di
Indonesia pernah terjadi yakni perubahan Kurikulun Tahun 1968 menjadi Kurikulum
tahun 1975, kemudian Kurikulum Tahun 1984 menjadi kurikulum Tahun 1994 yakni
adanya kurikulum muatan lokal. Dan sekarang Kurikulum Tahun 2003 marupakan
Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang dikenal dengan istilah KBK.
C. Proses
Belajar Mengajar
Hubungan guru dan peserta didik
dapat berubah, pada kurikulum yang berpola separated subject matter yang l;ebih
menekankan pada penguasaan pengetahuan, anak kurang aktif dalam proses belajar
mengajar, tetapi gurulah yang paling banyak berperan. Berbeda dengan activity
curriculum or experiment of curriculum yang lebih menekankan pada metode
problem solving yang lebih banyak menuntut keaktifan anak.
D. Sarana dan
Prasana Pendidikan
Perubahan kurikulum juga menuntut
disediakannya sarana dan prasana yang menunjang pelaksanaan pembaharuan tersebut
seperti alat-alat pelajaran: globe, OHP, film radio, ruang kesenian/praktek, perpustakaan
dan laboraturium. Dalam penyediaan ini tentunya memerlukan biaya yang cukup
besar dan waktu.
E. Sistem
Evaluasi
Dalam hal akan terjadi perubahan
sistem evaluasi baik terhadap evaluasi keberhasilan pelaksanaan kurikulum
secara keseluruhan maupun sistem penilaian keberhasilan pembelajaran di sekolah
atau dikelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar