PEMBERDAYAAN INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang sangat pesat telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan
manusia. Sampai saat ini, menurut TofFler, perkembangan tersebut telah mencapai
gelombang yang ketiga. Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi
pertanian, dimana era pertanian ini telah berlangsung selama ratusan ribu tahun
yang lalu bahkan sampai sekarang. Gelombang kedua timbul dalam bentuk teknologi
industri, era industri ini telah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu
sampai sekarang. Kini, gelombang ketiga yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan teknologi elektronika dan informatika. Perubahan dari era industri
ke era informasi (global) ini hanya berlangsung dalam hitungan waktu tidak
lebih dari setengah abad (Dryden dan Voss, 1999).
Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk susuai
dengan fungsinya dalam pendidikan. Fungsi teknologi informasi dan Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah menjadi keharusan yang
tidak dapat ditunda-tunda lagi. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah siap menanti untuk
dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan pendidikan. Pada kondisi riil,
teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan nantinya berfungsi sebagai
gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi,
penunjang administrasi, alat bantu manajemen sekolah, dan sebagai infrastruktur
pendidikan
B. Penelitian
Terdahulu
1. Teija
Ra¨iha ¨ and Kerttu Tossavainen(2009). Implementation
of an ICT-based learning environment in anutrition health project.
Department of Nursing Science, University of Eastern Finland, Kuopio, Finland
2. Gairola,
C. M. (2004). Information and
Communications Technology for Development. New Delhi: Elsevier.
3. Langerberg,
K (2000) "IT in higher education:
why is IT so hard and why there is still hope after all?" British
journal of educational technology. Vol 31.no.
4. Lorin,
M.hitt and Erik.Brynjolfddon, (1997), "information
technology and internet firm organization: an exploratory analysis",
journal of management information system, (4), 2,81-84.
5. Ranjan,
j. (2008) "impact of information
technology in academic. International journal of educational management",
22 (5) ,20-31.
C. Pembahasan
1. Pemanfaatan
TIK untuk Pendidikan
Ada berbagai tren yang berkembang dalam
pemanfaatan TIK khususnya dalam konteks sekolah, tentunya dengan memperhatikan
ketersediaan dan kemudahan akses sumber belajar online. Berikut ini adalah tren
yang berkembang sebagaimana disarikan dari artikel Newer Technologies for the
Learning Society (C.Villanueva, 2000).
a. Secara
umum, pengintegrasian secara penuh TIK kedalam pendidikan masih sangat
terbatas. Multimedia interaktif atau hypermedia belumlah dimanfaatkan secara
meluas. Aktivitas Online melibatkan internet dan intranet lebih banyak
digunakan untuk keperluan komunikasi daripada sarana pendidikan interaktif.
b. Model
pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap muka dan
aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana telekomunikasi menunjang
berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan kadangkala
dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
c. Pendidikan
jarak jauh sekarang disajikan dalam dua cara yaitu synchronous mode di mana
peserta menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang bersamaan dan
asynchronous mode di mana para peserta belajar atau berkomunikasi secara
mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online (anytime-anywhere
learning). Dalam kenyataannya pertemuan tatap muka atau interakasi
(synchronous) masih diperlukan untuk menunjang belajar mandiri dan asynchronous
agar belajar dapat lebih efektif. TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi
antara siswa, guru, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat
dinamis dan bervariasi sesuai keinginan siswa dan guru, dan ia dapat terjadi
dalam berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and
konferensi komputer.
d. TIK
sudah menjadi suatu daya penggerak perubahan bidang pendidikan dan mereka
adalah suatu bagian integratif dari kebijakan dan rencana pendidikan nasional.
Bukti yang berkembang menunjukkan semakin banyak negara yang mulai melengkapi
sekolah mereka dengan komputer untuk mencapai reformasi sekolah atau usaha
peningkatan sekolah atau bahkan untuk memberi sekolah mereka suatu penampilan
modern dan bertenologi. Bagaimanapun, dalam posisi ini banyak pendidik yang
melihat teknologi online sebagai suatu jalan untuk pengajaran, pelajaran, dan
praktek penguasaan baru, hanya mempunyai sedikit informasi tentang potensi dan
penggunaan otentik dari ICT dalam pendidikan. Pengalaman menunjukkan bahwa
pengenalan tentang teknologi di sekolah mengalami tiga fasa, yakni suatu tahap
penggantian di mana praktek tradisional masih terjadi tetapi teknologi baru
digunakan; suatu tahap transisi di mana praktek baru mulai muncul dan praktek
lama dipertanyakan; dan suatu tahap transformasi di mana teknologi memungkinkan
praktek baru dan praktek lama menjadi usang. Jika pendidik meminta dengan tegas
atas penggunapan TIK sebagai pengganti praktek yang ada, mereka tidak dapat
berperan untuk memecahkan permasalahan di bidang pendidikan yang saat ini
mereka temui.
e. Pengenalan
TIK di sekolah telah membawa suatu sikap yang lebih positif terhadap sekolah
pada diri siswa. Karena TKI dan belajar berbasis web menawarkan keaneka ragaman
yang lebih besar dari tujuan, proyek, aktivitas, dan latihan dalam pembelajaran
dibanding kelas tradisional, minat dan motivasi siswapun meningkat secara
nyata. Para guru dan siswa terangsang karena pengajaran menjadi lebih dinamis
yang memperluas visi mereka seperti halnya akses ke bahan belajar dan perangkat
lunak bidang pendidikan yang bermutu tinggi. Lebih dari itu, para guru
kelihatannya termotivasi untuk mengajar dengan lebih kreatif. Portal
pembelajaran menghubungkan para guru kepada sejumlah racangan pelajaran,
panduan guru, dan soal-soal latihan siswa yang ditempatkan di Internet oleh
institusi pemerintah, LSM, dan institusi pendidikan.
f. Kelas
online cenderung untuk menjadi lebih sukses jika TIK dikombinasikan dengan
suatu ilmu pendidikan yang tepat. Gelanggang pendidikan dari pembelajaran
online masih sangat muda. Saat banyak institusi yang menawarkan kursus online,
pemahaman mendalam tentang isu pedagogis yang berhubungan dengan pendidikan
online masih belum diselidiki secara mendalam. Banyak kursus online yang hanya
halaman web dikombinasikan dengan e-mail dan ruangan chatting tanpa landasan pedagogis.
Pengalaman-pengalaman sukses menunjukkan bahwa telah ada suatu penurunan dari
aktivitas dipandu guru seperti halnya penurunan jumlah pembelajaran tatap muka
dan bergerak ke arah aktivitas yang berbentuk proyek dan pembelajaran mandiri
sebagai hasil pemanfaatan TIK.
g. Pembelajaran
online memungkinkan siswa mempunyai kendali lebih besar terhadap kegiatan dan
isi pembelajaran. Lingkungan online mennempatkan siswa di tengah-tengah
pengalaman belajar. Pada pembelajaran tradisional, pengulangan digunakan berkali-kali
dengan memperkenalkan informasi yang sangat serupa dalam format berbeda atau
dengan menanyakan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda. Padahal banyak
siswa tidak suka latihan yang berulang-ulang. Internet mendorong siswa untuk
menggali informasi dan contoh praktis. Hypermedia dan multimedia memudahkan
pendekatan yang belum pernah terjadi pada pembelajaran tradisional. Internet
mempromosikan suatu alternatif jenis belajar dengan melakukan (learning by
doing) di manapara siswa diminta untuk melakukan proyek yang berhubungan dengan
situasi hidup nyata. Teknologi menyampaikan informasi dengan penekanan pada
penciptaan dan explorasi aktif terhadap pengetahuan dibandingkan transfer
informasi searah, yang memungkinkan siswa tersebut untuk menggunakan secara
penuh kemampuan kognitif mereka sendiri.
h. Corak
interaktif sumber belajar memungkinkan siswa untuk terus meningkatkan
keterlibatannya dengan pengembangan isi dan dengan demikian berperan dalam
suatu situasi belajar yang lebih otentik. Sebagai contoh, para siswa dapat
mengakses perpustakaan maya di seluruh dunia. Dengan demikian mereka mempunyai
akses ke sejumlah besar informasi dan sumber belajar yang luas yang tidak dapat
dicapai dalam seting pembelajaran yang tunggal. Sejauh yang terkait dengan guru,
sejumlah besar sumber belajar yang diletakkan di Internet telah membantu guru
dalam menghadapi tantangan mengajar sehari-hari. Para guru dapat saling betukar
rencangan pembelajaran, teknik pedagogis, dan strategi yang berhubungan dengan
isu-isu dan permasalahan umum.
i. Pembelajaran
online menyediakan perkakas teknis yang membuat belajar lebih mudah. Sebagai
contoh, bahasa yang digunakan untuk mencari informasi dan bahan belajar adalah
segera dan intuitif. Bahasa tersebut tidaklah harus dipelajari oleh pemakai dan
dapat diadopsi dengan usaha minimal. Tatabahasa Dan sintaksis dasar dapat
digunakan sebagai instrumen untuk mencari dan memperoleh informasi.
Pengintegrasian komunikasi dan authoring tools, bersama dengan alat penghubung
clickto-connect telah berhasil dengan mantap mempermudah proses mengecek
email, mengakses data, dan pengaturan atas koneksi konferensi komputer.
Teknologi simulasi tau visualisasi dapat membantu siswa untuk belajar sistem
yang kompleks dengan cara yang lebih kongkrit. Komunikasi percakapan berbasis
komputer (Computer Mediated Chatting = CMC) dan bulletin board dapat melengkapi
pertemuan tatap muka.
j. Pendidikan
dan pelatihan guru sekarang meliputi pembelajaran kolaboratif dan just-intime.
TIK membuka suatu dunia yang utuh dari belajar sepanjang hayat melalui
pendidikan jarakjauh, pembelajaran asynchronous, dan pelatihan atas permintaan.
TIK cukup fleksibel untuk memperkenalkan kursus baru sebagai jawaban langsung
atas permintaan yang semakin meningkat.
k. TIK
membantu memecahkan isolasi profesional yang banyak diderita para guru. Dengan
TIK, mereka dapat dengan mudah berhubungan dengan para profesional lain, rekan
kerja, penasihat, universitas dan pusat keahlian, dan dengan sumber belajar.
Para guru kini menerbitkan bahan belajar yang mereka kembangkan di Internet dan
berbagi pengalaman mengajar mereka dengan guru lainnya.
l. Penggunaan
jaringan komputer untuk mempromosikan aktivitas belajar berkelompok menjadi
semakin lebih populer. Teknologi komputer dalam pendidikan bergerak dari belajar
mandiri ke metode belajar jarak jauh berkelompok. Dengan menggunaan perangkat
komunikasi berbasis komputer dan kelompok belajar berbasis web, siswa dapat
menerapkan pengetahuan yang dimiliknya dengan mengkombinasikan usaha mereka
untuk mengembangkan suatu aktivitas atau proyek. Belajar koperatif melalui
komputer mempunyai efek positif atas kinerja tugas kelompok, prestasi individu,
dan sikap terhadap belajar kolaboratif.
m. Universitas
sedang memasuki fase kemitraan dengan sektor swasta, terutama sekali industri
teknologi informasi, dalam rangka membantu menjaga kelangsungan hidup operasi
dan keuangan dari program pendidikan berbasis TIK. Semakin banyak sekolah
menyadari bahwa berhubungan dengan sektor bisnis tidak akan mengancam sistem
persekolahan. Yang lain melihat suatu keuntungan dalam capitalising atas produk
dan jasa pendidikan mereka. Persekutuan belajar di penyampaian produk dapat
menawarkan berbagai manfaat, seperti pengurangan biaya-biaya pengembangan
latihan, berbagi biaya-biaya penelitian dan pengembangan yang bersama, atau
berbagi database dan isi perpustakaan.
n. TIK
meningkatkan fungsi perpustakaan dan mengubah peran pustakawan secara hakiki.
Sekolah tidak perlu melanjutkan penderitaan atas kelangkaan pendukung
perpustakaan dengan memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang tersedia di
Internet.
2. Upaya
Pemberdayaan Internet untuk pendidikan
Saat InI dunia telah berada dalam era
komunikasi instan atau dikenal pula sebagai era informasi. Era informasi
ditandai oleh pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), khususnya komputer dan internet. Internet merupakan jaringan
global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide
areal network) termasuk komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap
komputer yang terhubung kepadanya bisa saling melakukan komunikasi satu sama
lain. Sebenarnya, internet awalnya lahir untuk suatu keperluan militer di
Amerika Serikat. Pada awal tahun 1969 Advanced Research ProjectAgency (ARPA)
dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, membuat suatu eksperimen jaringan
yang diberi namaARPAnet untuk mendukung keperluan penelitian (riset) kalangan
militer. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya jaringan ini dipergunakan untuk
keperluan riset perguruan tinggi, yang dimulai dengan University of California,
Stanford Research Institute dan University of Utah (Cronin, 1996). Fasilitas
aplikasi Internet cukup banyak sehingga mampu memberikan dukungan bagi
keperluan militer, kalangan media massa, kalangan bisnis, maupun kalangan pendidikan.
Dalam kaitan pemanfaatannya untuk
pendidikan, Ashby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004), menyatakan bahwa
dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama
terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru.
Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan
pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak
sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi
keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan
televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti
saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi mutakhir,
khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Revolusi ini memberi dampak
terhadap beberapa kecenderungan pendidikan masa depan. Beberapa ciri tersebut,
menurut Ashby seperti dikutip oleh Miarso (2004) adalah sebagai berikut:
1.
Berkembangnya pembelajaran di luar
kampus sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
2.
Orang memperoleh akses lebih besar dari
berbagai sumber belajar.
3.
Perpustakaan sebagai pusat sumber
belajar menjadi ciri dominant dalam kampus.
4.
Bangunan kampus berserak (tersebar) dari
kampus inti di pusat dengan kampus satelit yang ada di tengah masyarakat.
5.
Tumbuhnya profesi baru dalam dalam
bidang media dan teknologi.
6.
Tuntutan terhadap lebih banyak belajar
mandiri.
Kecenderungan lain, seperti diungkapkan
oleh Ryan et al (2000) adalah sebagai berikut:
Teknologi yang ada saat ini dapat
mentransformasi cara pengetahuan dikemas, disebarkan, diakses, diperoleh dan
diukur. Sehingga merubah cara produksi dan penyampaian materi dari cetak dan
analog ke dalam bentuk digital dalam bentuk DVD, CD-ROM, maupun bahan belajar
on-line berbasis web lainnya.
Orang akan lebih memilih metode belajar
yang lebih luwes (flexible), mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya
masing-masing. Sehingga memicu terjadinya pergeseran pola pendidikan dari tatap
muka (konvensional) kearah pendidikan yang lebih terbuka. Dengan adanya
teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi (delivery system and
communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan
siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan
(synchronous) maupun (asynchronous). Beberapa bentuk komunikasi yang dapat
dilakukan antara lain adalah sebagai berikut (Purbo, 1997):
Dialog elektronik (chatting); dialog
elektronik adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online
dalam waktu bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih pengguna internet.
Contoh aplikasi dalam konteks pendidikan tinggi, dialog elektronik dapat
digunakan untuk proses komunikasi antara dosen dengan beberapa orang
mahasiswanya dalam mendiskusikan suatu topik perkuliahan tertentu.
Surat elektronik (e-mail); surat
elektronik merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (asynchronous)
yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen atau
mahasiswa dengan mahasiswa lain melalui surat yang disampaikan secara
elektronik melalui internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini umpan
balik yang diperoleh mungkin tertunda.
Konferensi kelompok melalui surat
elektronik (mailing list); Mailing list merupakan perluasan dari e-mail dimana
seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah
terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi. Sebagai contoh, seorang dosen
memiliki daftar mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mata kuliah tertentu.
Pemberian tugas dan diskusi dapat dilakukan melalui fasilitas seperti ini.
Konferensi jarak jauh (teleconference);
konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi audio maupun konferensi video.
Kedua konferensi ini dapat dilakukan dengan cara "point to point"
atau "multi point". Cara pertama dilakukan dalam dua tempat.
Sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih dari dua tempat. Sebagai contoh,
seorang guru dari sekolah tertentu dapat mendiskusikan suatu topik tertentu
kepada siswa di beberapa sekolah lain dalam waktu bersamaan.
3. Edukasi.Net
Sebelum menjawab mengapa, terlebih
dahulu perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan EdukasiNet. Mengingat
potensinya yang sangat luar biasa, seperti dijelaskan di atas, EdukasiNet hadir
sebagai upaya memberdayakan potensi internet untuk kebutuhan pendidikan. Lebih tepatnya,
EdukasiNet hadir sebagai sebagai salah satu media jaringan sekolah (schoolnet)
di Indonesia. Jaringan sekolah adalah suatu kegiatan komunitas sekolah (guru,
siswa, atau tenaga pendidik dan kependidikan lain) yang dimediasi oleh internet
sebagai sarana komunikasi atau bertukar informasi satu sama lain. Terjadinya
pertukaran informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas ruang dan waktu
melalui program jaringan sekolah ini memungkinkan terjadinya komunitas
masyarakat informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah. Di masa
mendatang diharapkan terjadi jaringan sekolah yang tidak hanya terjadi dalam
skala lokal (nasional), tapi dalam skala yang lebih luas, yaitu regional dan
internasional. Jadi,
EdukasNet adalah program jaringan
sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai 1) wahana
komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana berbagi
informasi antar sekolah di Indonesia. Sebagai portal pendidikan, EdukasiNet
dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja melalui url: http://www.e-dukasi.net.
Dengan tiga peran utama tersebut, maka EdukasiNet dapat berfungsi
atau memerankan diri sebagai jaringan sekolah (schoolnet).
Mengapa EdukasiNet dikembangkan? Alasan
pertama adalah untuk menjawab adanya kenyataan bahwa sampai dengan tahun 2002,
sulit sekali ditemukan herbagai bahan belajar berbasis web yang berbahasa
Indonesia dan sesuai dengan kurikulum. Saat itu, beberapa jaringan sekolah
telah dikembangkan diantaranya adalah "Sekolah Online", `guru
Online’. ’Jaringan Informasi Sekolah’, dan lain-lain. Tapi, sebagian besar
belum menyediakan bahan belajar (content) yang sesuai dengan kurikulum. Alasan
kedua, internet memungkinkan untuk dapat mendistribusikan informasi dengan
cepat tanpa mengenal ruang dan waktu. Oleh sebab itu, pengalaman (best
practices), ide, peristiwa/berita atau informasi lain berkaitan dengan
pendidikan dan atau pembelajaran yang berasal dari suatu sekolah, guru, ahli
dan lain-lain juga memungkinkan didistribusikan dengan cepat melalui internet.
Alasan ketiga, dengan media internet, tidaklah mustahil antara guru dengan guru
di sekolah yang berbeda, antara ahli, siswa dengan guru di tempat berbeda dapat
saling berkomunikasi baik secara langsung (synchronous) maupun tertunda
(asynchronous) untuk mendiskusikan suatu topik/ tema tertentu. Sehingga
pertukaran pengetahuan dapat terjadi dan terdistribusi dengan cepat ke banyak
sasaran secara efisien. EdukasiNet dirancang untuk dapat melakukan hal ini.
Terjadinya pertukaran informasi yang
mudah dan cepat tanpa terbatas ruang dan waktu melalui program jaringan sekolah
(EdukasiNet) ini memungkinkan terjadinya komunitas masyarakat informasi
(knowledge-based society) dalam lingkup sekolah. Ketiga hal tersebut merupakan
tujuan utama (ultimate goal) dikembangkannya EdukasiNet.
Sebenarnya, EdukasiNet lahir setelah
melalui beberapa proses kajian ilmiah sejak tahun 2002. Pada bulan Juni tahun
2002, pengembangan EdukasiNet diawali dengan penggalangan ~ dukungan dari
lingkungan Depdiknas seperti Direktorat Pendidikan Menengah Umum, dan
Direktorat Menengah Kejuruan serta dari kalangan luar Depdiknas seperti Divisi
Risti PT. Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jaringan Informasi sekolah
(JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang teknologi
informasi. Kegiatan tersebut kemudian diikuti dengan serangakaian kegiatan
penyelenggaraan seminar e-learning pada tanggal 2 Juli 2002.
Sebagai portal yang dinamis, EdukasiNet
akan senantiasa terus mengalami perbaikan sepanjang waktu sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Lantas ; apa manfaat
EdukasiNet bagi para penggunanya? Manfaat EdukasiNet dapat dijelaskan ; sebagai
berikut:
1.
Sebagai Sumber Bahan Belajar:
guru
dan siswa dapat memperoleh berbagai bahan belajar yang meliputi bahan belajar
yang berkaitan dengan semua mata pelajaran untuk SD, SMP dan SMA, modul online,
pengetahuan populer, berita serta artikel pendidikan dengan cara mengunduh
(mendownload) atau memanfaatkannya langsung dalam kelas;
siswa
dapat menguji kemampuan/kompetensi semua mata pelajaran yang dipelajarinya
secara online;
guru
dapat memperoleh informasi mengenai teknik dan tips dalam belajar dan
membelajarkan siswa;
guru
dapat berbagi ilmu dengan guru lain dengan cara mengirimkan karyanya berupa
bahan belajar berbasis web ke administrator EdukasiNet untuk di-upload;
2.
Sebagai Sarana Komunikasi dan Kolaborasi Lintas Sekolah
Sekolah
memperoleh ruang (space) untuk menampilkan web site sekolahnya masingmasing
sebagai sub domain EdukasiNet;
Guru dapat mengirimkan ide, pengalaman,
karya ilmiah atau berita pendidikan ke
Siswa dapat berkomunikasi, berbagi ide
dan pengalaman dengan sesama siswa dari
Guru
dapat berkomunikasi, berbagi ide dan pengalaman dengan sesama guru dari sekolah
lain di Indonesia secara online dengan memanfaatkan fasilitas forum guru
(melalui e-mail, millist atau chatting);
adminstrator EdukasiNet untuk dipublish
dalam feature artikel dan news EdukasiNet;
sekolah lain dengan memanfaatkan
fasilitas forum siswa.
4. Fasilitas/Feature
EdukasiNet
a.
Sumber Bahan Belajar (Learning Resource)
EdukasiNet menyediakan sumber belajar
yang dirancang secara khusus dan dapat diakses dan atau di download secara
gratis. Sumber belajar ini terdiri dari materi pokok, modul online, pengetahuan
populer, serta teknik dan tips mengajar.
Materi Pokok, yaitu bahan belajar yang
meliputi semua mata pelajaran untuk SD, SMP, SMA atau yang sederajat dan sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Materi pokok ini dikembangkan secara bertahap,
antara lain mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris,
dan mata pelajaran lainnya.
Modul Online ini dirancang untuk siswa
dan guru SMP-SMATerbuka dalam versi digital, sehingga mereka dapat
mengambil/mencetak modul sesuai dengan kebutuhan. Namun siapapun Anda dapat
memanfaatkan modul ini seperti mereka.
Pengetahuan Populer, berisikan informasi
praktis yang dikemas dengan gaya yang khas dan ringan. Topik yang disajikan
dipilih yang populer dan bermanfaat bagi masyarakat. Topik-topik tersebut
terhimpun dalam rubrik tertentu yang dibutuhkan pengguna. Di sini Anda dapat
memilih rubrik yang menarik sesuai selera Anda. Rubrik tersebut antara lain
Fotografi, Elektronika, Otomotif dan Teknologi Informasi, Lingkungan Hidup,
Kesehatan, Fenomena Alam, Kiat Belajar, dll. Pengguna yang mempunyai
bahan/informasi yang menarik untuk dimuat dalam rubrik ini dapat disampaikan
kepada Admin EdukasiNet.
Uji Kemampuan, berupa soal-soal latihan
yang disusun berdasarkan standar kompetensi yang ada pada kurikulum sekolah. Di
sini pengguna (khususnya siswa SD, SMP dan SMA atau yang sederajat) dapat
berlatih mencoba sejauhmana penguasaan materi pelajaran di sekolah.
b.
Interaksi Komunitas
Forum komunitas ini dirancang sebagai
wahana tukar informasi antar pengguna EdukasiNet. Guru, siswa, mahasiswa, orang
tua, pakar/praktisi atau siapapun yang peduli dengan pendidikan dapat bergabung
secara aktif di sini. Interaksi komunitas ini dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk sebagai berikut:
Forum, Interaksi didalam forum ini
dirancang untuk komunikasi antar guru dengan guru lain, siswa dengan siswa
lain, guru dengan siswa dalam bentuk diskusi atau tukar informasi, pemikiran,
saran, mata pelajaran, dan lainnya. Namun forum ini juga terbuka bagi siapapun
yang peduli dengan pendidikan untuk aktif memberikan sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Chatting Fasilitas ini memungkinkan
pengguna dapat melakukan dialog secara elektronik (chatting) secara langsung
dengan pengguna lain di tempat yang berbeda secara real time.
c.
lnfo
Fitur
ini menyediakan layanan berupa artikel, news, event, dan web sekolah. secara
lebih rinci, berbagai layanan dalam fitur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Artikel Fitur ini menyediakan layanan
artikel yang lebih difokuskan pada topik pendidikan dan informasi lainnya yang
terkait dengan pendidikan. Melalui fasilitas ini pengguna tidak hanya
berkesempatan membacanya, tetapi juga dapat men-downloadnya secara bebas dan
gratis. Pengguna juga bisa menyumbangkan buah pikiran/tulisan ini dan dikirim
melalui administrator EdukasiNet.
News EdukasiNet menyediakaan fasilitas
berita (news) yang dirancang dari, oleh, dan untuk pengguna. Oleh karena itu
partisipasi aktif pengguna sangat menentukan dinamika feature ini.
Kalender Kegiatan (Event) Fitur ini
menyajikan informasi/berita tentang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
pengelola, ataupun oleh komunitas EdukasiNet khususnya sekolah.
Web Sekolah EdukasiNet menyediakan
fasilitas informasi tentang sekolah yang merupakan anggota (user member) dari
EdukasiNet. Informasi ini tersimpan dalam aplikasi dan server EdukasiNet serta
dapat diisi atau diedit oleh sekolah yang menjadi anggota.
d.
Pola Pemanfaatan Bahan Belajar
EdukasiNet di Sekolah
Bahan belajar yang ada di EdukasiNet
dapat dimanfaatkan, khususnya oleh guru dan siswa dalam berbagai cara/pola
sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, guru maupun siswanya itu sendiri.
Ada empat alternatif pola pemanfaatan EduaksiNet di sekolah, yatu: 1) pola
pemanfaatan langsung (di lab komputer); 2) pola pemanfaatan di kelas; 3) pola
penugasan; dan 4) pola individual.
Pola Pemanfaatan Langsung (di Lab
Komputer): Pola ini dapat dilakukan oleh sekolah yang telah memiliki lab
komputer yang terhubung langsung A dengan internet. Siswa dapat secara individu
(satu siswa satu komputer) dengan bimbingan guru mempelajari topik pelajaran
tertentu. Bila jumlah komputer di lab tidak memungkinkan untuk belajar secara
individu, siswa dapat belajar secara kelompok (antara 2 - 4 orang per
komputer).
Pola Pemanfaatan di Kelas: Apabila
sekolah belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD projector dan
sebuah komputer (desktop/laptop) yang tersambung ke internet, maka
pemanfaatannya dapat dilakukan dengan cara presentasi dan diskusi kelas. Bila
komputer di kelas tidak terhubung ke internet, sebelumnya guru dapat
men-Download terlebih dahulu topik pelajaran tertentu yang dibutuhkan dari
EdukasiNet, kemudian dipresentasikan secara offline melalui LCD Projector di
kelas. Untuk pola yang kedua ini, disarankan guru terlebih dahulu
mengidentifikasi dan mendownload topik-topik yang dibutuhkan untuk kemudian
dimanfaatkan di kelas. Bahan belajar yang ada di EdukasiNet dapat didownload
secara gratis oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
Pola Penugasan: Pola ini dapat dilakukan
untuk sekaligus mengembangkan ICT Literacy siswa. Siswa, baik secara kelompok
maupun individual diberikan tugas untuk menelusuri bahan belajartertentu di
situs EdukasiNet (http:///www.e-dukasi.net)atau situs lain, kemudian
siswa tersebut mempresentasikan dan mendiskusikan hasil karyanya tersebut di
kelas atau siswa mengumpulkan tugasnya dalam bentuk tulisan, gambar, grafik dan
lain-lain dengan memanfaatkan aplikasi komputertertentu (seperti MSWord, MS
Powerpoint, Coreldraw, dll.). Untuk pola ini, disarankan guru yang menugaskan
telah menelusuri dan menentukan alamat situs yang harus dibuka oleh siswa.
Pola Pemanfaatan Individual: Yang
dimaksud dengan pola individual disini adalah siswa atas inisiatif sendiri
dibebaskan mengeksplorasi semua bahan belajar (baik materi pokok, pengetahuan
populer, modul online, maupun uji kemampuan) yang ada dalam EdukasiNet. Siswa
dapat mengakses EdukasiNet di sekolah, Warnet, atau rumah sesuai dengan kondisi
masing-masing.
D. Penutup
EdukasiNet adalah portal jaringan
sekolah yang dikembangkan oleh Pustekkom yang berfungsi sebagai 1) wahana
komunikasi lintas sekolah; 2) wadah sumber belajar; dan 3) wahana berbagai
informasi antar sekolah di Indonesia. EdukasiNet dapat diakses melalui url: http://www.e-dukasi.net.
Sebagai portal jaringan sekolah, EdukasiNet menyediakan 1) bahan
belajar (meliputi materi pokok, pengetahuan populer, modul online, dan uji
kompetensi); 2) forum (meliputi forum diskusi untuk semua mata pelajaran,
chatting dan milis; dan 3) informasi (yang meliputi artikel, berita, kalender
kegiatan (event) dan web sekolah).
Sampai tanggal 28 Desember 2005, telah
tercatat sebanyak 500.000 orang yang telah mengunjungi EdukasiNet. Disamping
itu, tercatat 4.282 anggota aktif pengguna EdukasiNet. Jumlah ini masih sangat
sedikit dibandingkan dengan portal lain yang telah maju seperti
ilmukomputer.com, dan yang lainnya. Namun demikian, bagi mereka yang telah
memanfaatkan EdukasiNet memberikan pendapat yang positif terhadap kehadiran
EdukasiNet (37% menyatakan sangat baik dan 30% menyatakan baik). Sementara itu,
jumlah bahan belajar yang telah diupload sebanyak 55 judul materi pokok, 79
judul modul online, dan 150 judul pengetahuan populer. Ke depan diharapkan
EdukasiNet tidak hanya menyediakan bahan belajar untuk SMA saja, tapi juga
untuk SMP dan SD. Untuk mempercepat peningkatan jumlah bahan belajar,
diharapkan bahan belajar tidak hanya diproduksi oleh Pustekkom saja tapi juga
dari guru atau komunitas pendidikan lainnya. Begitu pula halnya dengan artikel
dan berita. Sementara itu, model musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dimasa
mendatang dapat terjadi melalui forum diskusi per mata pelajaran yang ada dalam
portal EdukasiNet. Sehingga diskusi (pertukaran informasi) dapat terjadi secara
online tanpa harus berkumpul di satu tempat tertentu. Bahan belajar yang ada
dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan secara fleksibel sesuai dengan kondisi
sekolah. Bahan belajar yang ada dalam EdukasiNet dapat dimanfaatkan dengan: 1)
pola pemanfaatan langsung di lab komputer; 2) pola pemanfaatan di kelas; 3)
pola penugasan; mupun 4) pola individual. Semua bahan belajar tersebut dapat
didownload secara gratis oleh guru, siswa atau siapapun yang membutuhkan.
Namun demikian, dalam pemanfaatannya di
lapangan, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi untuk dapat membuat
portal jaringan sekolah EdukasiNet ini berjalan dengan baik dan dinamis.
Tantanga pertama adalah belum adanya relawan sebagai moderator untuk forum
diskusi. Forum diskusi ini sebenarnya dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran.
Misalnya, forum diskusi untuk mata pelajaran matematika, fisika, kimia dan mata
pelajaran lain. Sampai saat ini diskusi yang terjadi masih belum terarah atau
tidak fokus pada topik/ tema tertentu. Sehingga, walaupun telah terjadi diskusi
satu sama lain, tapi apa yang didiskusikan masih tidak menentu. Begitu pula
halnya dengan forum diskusi mata pelajaran yang lainnya. Tantangan kedua adalah
belum banyaknya guru (user EdukasiNet) yang mengirimkan artikel ilmiah
berkaitan dengan pengalaman atau hasil penelitian yang berkaitan dengan
pendidikan atau lebih khusus berkaitan dengan pembelajaran untuk mata pelajaran
tertentu. Tantangan terakhir adalah kendala teknis yang klasik dihadapi seperti
1) sulitnya akses internet karena mahal dan kecepatan akses yang kurang
memadai; 2) kebijakan sekolah yang belum mendukung; 3) tenaga guru yang
menguasai komputer dan internet yang masih rendah; serta 4) anggaran sekolah
yang masih rendah. Akhirnya, pemanfaatan internet di sekolah belum menjadi
skala prioritas mengingat masih banyak kebutuhan lain yang lebih dianggap
prioritas dibandingkan dengan internet dan lab komputer.
Sumber
Kepustakaan
Rusjdy
S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: Pustekkom Diknas
Uwes
Anis Khaeruman. 2005. Edukasi net di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Diknas
Yusufhadi
Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar